Selasa, 14 Desember 2010

PTK

Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

A. PENGERTIAN

Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan- …”, yang dilakukan secara siklik, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis action research, dua di antaranya adalah individual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal yang sama.

Action research termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimliki peneliti.

Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

Penelitian Formal

Classroom Action Research

Dilakukan oleh orang lain

Dilakukan oleh guru/dosen

Sampel harus representatif

Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan

Instrumen harus valid dan reliabel

Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan

Menuntut penggunaan analisis statistik

Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit

Mempersyaratkan hipotesis

Tidak selalu menggunakan hipotesis

Mengembangkan teori

Memperbaiki praktik pembelajaran secara langsung

B. MODEL – MODEL ACTION RESEARCH

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari berbagai model action research, terutama classroom action research. Dialah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

Model Kemmis & Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt lewin seperti yang diuraikan di atas, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama

C. MASALAH CAR

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan masalah CAR.

1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru

Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda akan segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah merepotkan Anda selama ini.

2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran

Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pelajaran, (b) penyampaian materi pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas. Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.

3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru

Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan CAR untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible), berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya.

4. Masalah yang Terlalu Besar

Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu besar untuk dipercahkan melalui CAR, apalagi untuk CAR individual yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk Anda pecahkan.

5. Masalah yang Terlalu Kecil

Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali, terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.

6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis

Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh dari masalah yang cukup besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses belajar siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan ketidaktahuan siswa tentang meta belajar (belajar bagaimana belajar) merupakan contoh lain dari masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan jelas.

7. Masalah yang Anda Senangi

Akhirnya Anda harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang Anda teliti. Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran Anda terhadap masalah itu dan keinginan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.

8. Masalah yang Riil dan Problematik

Jangan mencari-cari masalah hanya karena Anda ingin mempunyai masalah yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda dampak negatifnya cukup besar).

9. Perlunya Kolaborasi

Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam collaborative action reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru mitra dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.

D. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DESKRIPSI, DAN RUMUSAN MASALAH

1. Identifikasi Masalah

Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua masalah yang Anda rasakan selama ini.

2. Pemilihan Masalah

Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus. Untuk dapat memilih masalah secara tepat Anda perlu menyusun masalah-masalah itu berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit. Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, misalnya “Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.”

3. Deskripsi Masalah

Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat.

Contoh: “Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan adalah geografi, tetapi saya sering mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah. Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnya setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pelajaran lain.”

4. Rumusan Masalah

Setelah Anda memilih satu masalah secara seksama, selanjutnya Anda perlu merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan masalah action research menggunakan lima pertanyaan:

  1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
  2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
  3. Masalah apa sebenarnya itu?
  4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
  5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis tindakan).

Contoh rumusan masalah:

  • Siswa di SLTP-X tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
  • Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal mata pelajaran dan cara guru mengajarkan materi tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
  • Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi hubungan antara disiplin-disiplin akademis, dan dapat menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
  • Oleh karena itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini manjawab pertanyaan 5)

Contoh pertanyaan penelitian:

  1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
  2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata pelajaran yang disukai?
  3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
  4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal?

E. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. Kajian Teori

Dalam membuat rumusan masalah di atas sebenarnya Anda telah melakukan “analisis penyebab masalah” sekaligus membuat “hipotesis tindakan” yang akan diberikan untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk melakukan analisis secara tajam dan menjustifikasi perlakuan yang akan diberikan, Anda perlu merujuk pada teori-teori yang sudah ada. Tujuannya sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda lakukan dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Dalam hal ini proses kolaborasi memegang peranan yang sangat penting.

Anda juga perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR, siapa tahu apa yang akan Anda lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda akan mengetahui trend-trend baru yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para guru di seluruh dunia. Sekarang ini sedang nge-trend pembelajaran yang bernuansa quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated curriculum, dan competency based curriculum yang semua berorientasi pada kepentingan siswa. Jika penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan PR agar nilai UAN mereka meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan siswa, profesionalisme Anda akan dipertanyakan.

2. Hipotesis Tindakan

Lakukanlah analisis penyebab masalah secara seksama agar tindakan yang Anda rencanakan berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara eksplisit, tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu tindakan mana yang akan berdampak paling efektif.

F. METODOLOGI

1. Setting Penelitian

Setting penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru lain yang ingin meniru keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan masak-masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting penelitian Anda.

2. Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR

Dalam melakukan CAR kegiatan mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami; tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan diamati dampaknya secara seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan pelajaran, rencana pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran lainnya adalah langkah pembelajaran standar, bukan CAR. Asumsinya CAR dilaksanakan oleh guru yang sudah melaksanakan pembelajaran standar secara lengkap tetapi belum berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari pembelajaran standar itu. Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda.

3. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan CAR. Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya bagian yang diubah saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan lebih baik jika perubahan itu diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat jelas besar perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika pembelajaran standar telah dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk CAR dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia.

Yang sering terjadi dalam CAR selama ini pembelajaran standar belum dilaksanakan sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu terlihat dari latar belakang yang diuraikan secara emosional oleh peneliti, umumnya menggambarkan pembelajaran yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah standar. Setelah sekolah mendapat bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran pun uraian latar belakang itu tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti. Secara tidak langsung ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh pemberi dana selama ini berlalu tanpa bekas.

Tahap perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya adalah penyusunan jadwal, pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator.

4. Siklus-siklus

Dalam CAR siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain; oleh karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya adalah rangkaian “riset-aksi-riset-aksi- …” yang tidak ada dalam penelitian biasa. Dalam penelitian biasa hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan. Dalam CAR hasil yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi sampai berhasil.

Siklus terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4) refleksi; dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian yang dimodifikasi melalui action reseach, bukan seluruh proses pembelajaran. Modifikasi atau perubahan secara total jarang dilakukan dalam action research yang berskala kelas karena bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih belum berubah.

Misalnya Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan carta. Dalam “perencanaan” yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja, misalnya “Tiap pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.” Dalam “pelaksanaan” Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap pertemuan bisa digunakan carta, misalnya “Penggunaan carta tiap pertemuan hanya dapat dilakukan selama dua minggu pertama; minggu berikutnya rata-rata hanya satu carta tiap empat pertemuan.” Anda tentu saja dapat mengelaborasi “pelaksanaan” itu dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan, berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. “Pengamatan” didominasi oleh data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai instrumen yang telah disiapkan. “Refleksi” berisi penjelasan Anda tentang mengapa terjadi keberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan kembali untuk perlakuan pada siklus berikutnya.

Dalam action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai dengan kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi.

  1. Dalam siklus diuraikan semua proses pembelajaran, sehingga tidak dapat dilihat bagian yang sebenarnya sedang diteliti. Seolah-olah seluruh proses pembelajaran diubah secara total melalui CAR, dan sebelumnya pembelajaran berlangsung secara tradisional, buruk, dan di bawah standar.
  2. Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu siklus dilakukan secara terus-menerus selama periode tertentu, sampai data pengamatan bersifat jenuh (menunjukkan pola yang menetap) dan diperoleh dari berbagai sumber (triangulasi). Sebagai analogi, jika selama satu minggu suhu badan pasien menunjukkan suhu 37,50 C; 370 C; 370 C; 37,50 C; 37,50 C; 37,50 C; dapatlah disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan dengan data pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan, dan denyut nadi pasien, yang bersifat triangulatif.
  3. Siklus dilakukan tidak berdasarkan refleksi dari siklus sebelumnya. Ada siklus yang dilakukan secara tendensius: siklus pertama dengan metode ceramah, siklus kedua dengan demonstrasi, dan siklus ketiga dengan eksperimen, hanya ingin menunjukkan bahwa metode eksperimen adalah yang terbaik. Peneliti ini lupa bahwa metode harus disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Untuk materi pertama boleh jadi justru metode ceramah yang lebih cocok.

5. Instrumen

Instrumen merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR. Jenis instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi dan saturasi (kejenuhan informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas data.

G. HASIL PENELITIAN

1. Siklus-siklus Penelitian

Hasil penelitian CAR tidak hanya berisi data hasil observasi, melainkan justru proses perbaikan yang dilakukan. Untuk itu siklus adalah cara yang tepat untuk menyajikan hasil penelitian. Data hasil observasi tidak disajikan secara terpisah melainkan dalam konteks siklus-siklus yang telah dilakukan.

2. Tabel, Diagram, dan Grafik

Tabel, diagram, dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil observasi. Gunanya agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian yang cantik itu bisa menjadi blunder manakala angka-angkanya diatur sedemikain rupa sehingga terkesan artificial. Hasil yang begitu spektakuler seringkali tidak disertai dengan “bagaimana” proses untuk mencapainya, sehingga pembaca akan makin ragu.

3. Hasil-hasil yang Otentik

Hasil-hasil yang otentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan foto tentang proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil penelitian.

H. KESIMPULAN CAR

1. Kesimpulan

Kesimpulan tentu saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di atas di samping menuntut jawaban yang berupa hasil juga menuntut prosesnya. Marilah kita lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi.

  1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ? Jawaban atas pertanyaan ini bisa diperoleh melalui tes awal dan atau selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang dialami siswa, temuan ini cukup berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada saat ini belum bisa membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut.
  2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan lebih mudah antara dua mata pelajaran yang disukai ? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah guru menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam materi tes awal atau selama pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan biologi, ekonomi dengan sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.
  3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu mata pelajaran ? Kesimpulan ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau wawancara pada awal pembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung.
  4. Apakah ada perbedaan antara prestasi belajar siswa yang belajar dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal ?Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh setelah siswa diberi perlakukan yang berbeda; misalnya satu kelas diberi pelajaran multi disiplin, dan kelas lain diberi pelajaran yang terpisah-pisah, seperti biasanya. Ini tampaknya merupakan fokus dari CAR. Jika ditemukan bahwa mata pelajaran multidisiplin lebih berhasil dalam mengembangkan kemampuan transfer keterampilan antar mata pelajaran, peneliti perlu mengelaborasi bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin tersebut berlangsung.

Jadi kesimpulan penelitian CAR akan kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya seperti: “Pembelajaran dengan media akan meningkatkan hasil belajar siswa.” Kesimpulan ini mirip dengan yang diinginkan penelitian kuantitatif. Guru lain yang membaca kesimpulan ini tentu ingin mengetahui bagaimana prosesnya sehingga media itu bisa meningkatkan hasil belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti dengan proses atau rinciannya, seperti a) Transparansi OHP lebih disukai siswa daripada media lain, b) Paling banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan dalam satu presentasi, jika lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada awal pembelajaran cenderung lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama terhadap satu transparansi cenderung membuat siswa bosan; dan e) Satu kali presentasi sebaiknya tidak lebih dari 20 menit.

2. Saran

Karena CAR bersifat kontekstual, pemberian saran kepada orang lain berdasarkan hasil penelitian tersebut sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian secara rinci sudah cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin meniru keberhasilan Anda. Saran seperti “Program CAR ini perlu lanjutkan dan diperluas untuk tahun-tahun mendatang,” juga kurang begitu perlu, bahkan kurang relevan.

Saran CAR diperlukan misalnya jika temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih luas dari sekedar kelas, misalnya menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal pelajaran di sekolah. Dalam hal itu peneliti dapat menyarankan tentang jadwal yang diinginkan kepada fihak sekpolah.

I. DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka mencerminkan penguasaan Anda atas teori belajar dan pembelajaran yang Anda minati. Di samping itu, sebagaimana telah disinggung sebelumnya, daftar pustaka mencerminkan keluasan pengetahuan Anda atas penelitian-penelitien terbaru yang sedang ngetren. Selama ini guru peneliti sering mencantumkan nama-nama ahli pendidikan, psikologi, dan pembelajaran tetapi tidak disertai dengan daftar pustakannya. Buatlah daftar pustaka secara cermat.

Sumber : Dr. Supriyadi M. Pd.*)) disajikan dalam Workshop MKKS Tingkat Pusat yang Diselenggarakan olah Direktorat Pendidikan Menengah Umum 12-15 September 2005 di Hotel Evergreen, Cisarua, Bogor.

*) Dr. Supriyadi M. Pd. adalah staf pengajar pada Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

Minggu, 12 Desember 2010

Matematika

Matematika

Rumus Cepat Matematika SMAHi ..
Halaman ini khusus untuk sahabat-sahabat saya yang sedang ingin mendalami matematika. Dalam halaman Matematika SMA ini terdapat beberapa file PDF yang siap download, berisi materi Matematika SMA untuk Kelas X, Kelas XI hingga Kelas XII. Trik Rumus Cepat Matematika diberikan hanya untuk membantu menyelesaikan soal-soal SNM-PTN. Sangat penting untuk memahami konsep awal setiap pembahasan sebelum menggunakan Rumus Cepat Matematika yang disediakan. *Kebingungan akibat kekurangpahaman konsep awal bukan tanggung jawab pemberi rumus.* :mrgreen:

Rumus Cepat Matematika SMA ini saya dapatkan dari sebuah file di PC saya. Semoga yang membuatnya mendapat balasan dari Allah Swt. Amin …

Eh, sebelum yang gratis, bagi adik-adik yang ingin beli e-Book Sukses USM STAN 2011, klik di Sini. :-)

Panduan Download :
Klik Kanan pada Judul yang ingin Sahabat Download, Pilih Save Link As atau Save Page As, kemudian Save. Mudah kan?! :-)

Rumus Cepat MatematikaIni adalah Rumus Cepat Matematika SMA. Berasal dari seorang yang mengaku Mr. Gain Method. Entahlah asalnya dari mana. Semoga Allah membalas jasa baik beliau. Monggo didownload …

KUMPULAN RUMUS CEPAT MATEMATIKA

  1. BUKU KUMPULAN RUMUS CEPAT MATEMATIKA SMA [13,7 MB]
  2. Rumus Cepat Matematika – Barisan dan Deret [2,26 MB]
  3. Rumus Cepat Matematika – Eksponen [541 KB]
  4. Rumus Cepat Matematika – Fungsi Kuadrat [1,93 MB]
  5. Rumus Cepat Matematika – Gradien Garis [780 KB]
  6. Rumus Cepat Matematika – Irisan Kerucut [3,74 MB]
  7. Rumus Cepat Matematika – Komposisi dan Fungsi [674 KB]
  8. Rumus Cepat Matematika – Limit Fungsi [779 KB]
  9. Rumus Cepat Matematika – Logaritma [530 KB]
  10. Rumus Cepat Matematika – Matriks [500 KB]
  11. Rumus Cepat Matematika – Peluang [234 KB]
  12. Rumus Cepat Matematika – Persamaan Garis [2,03 MB]
  13. Rumus Cepat Matematika – Persamaan Kuadrat [2,79 MB]
  14. Rumus Cepat Matematika – Pertidaksamaan [1,86 KB]
  15. Rumus Cepat Matematika – Program Linear [579 KB]
  16. Rumus Cepat Matematika – Statistika [1,62 MB]
  17. Rumus Cepat Matematika – Trigonometri [919 KB]
  18. Rumus Cepat Matematika – Turunan [1,62 MB]
  19. Rumus Cepat Matematika – Vektor [492 KB]
  20. Tes OSN Matematika SMA [113 KB]

SOAL TRY OUT UN MATEMATIKA

  1. Soal Try Out UN Matematika SMA-IPA A
  2. Soal Try Out UN Matematika SMA-IPA B
  3. Soal Try Out UN Matematika SMA-IPS A
  4. Soal Try Out UN Matematika SMA-IPS B
  5. Kunci Jawaban

Modul  Matematika SMAHmmm .. Modul Matematika SMA, disertai dengan Latihan, Bank Soal dan Latihan Ulangan. Modul matematika ini dapat juga digunakan sebagai bahan pembelajaran di kelas. Utamanya untuk Siswa SMA. Silakan …

MODUL MATEMATIKA SMA KELAS X

Bab I Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma

  1. Bentuk Pangkat [176 KB]
  2. Bentuk Akar [179 KB]
  3. Bentuk Logaritma [170 KB]
  4. Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma [Lengkap]
  5. Menyederhanakan Bentuk Akar
  6. Ulangan Harian 1 [147 KB]

Bab II Fungsi, Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat

  1. Persamaan Kuadrat [248 KB]
  2. Jenis Akar, Jumlah dan Hasil Kali Akar Persamaan Kuadrat [244 KB]
  3. Fungsi Kuadrat [387 KB]
  4. Ulangan Harian 2 [236 KB]

Bab III Sistem Persamaan Linear

  1. Sistem Persamaan Linear 2 Variabel [116 KB]
  2. Sistem Persamaan Linear 3 Variabel [128 KB]
  3. Ulangan Harian 3 [156 KB]
  4. Latihan Ulangan Semester 1 [123 KB]

MODUL MATEMATIKA SMA KELAS X [Modul saja]

  1. Modul Matematika SMA Kelas X – Bentuk Pangkat
  2. Modul Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
  3. Modul Matematika SMA Kelas X – Eksponen dan Logaritma
  4. Modul Matematika SMA Kelas X – Logika
  5. Modul Matematika SMA Kelas X – Sistem Persamaan Linear

MODUL MATEMATIKA SMA KELAS XI IPA & IPS

  1. Modul Matematika SMA Kelas XI – Komposisi dan Fungsi
  2. Modul Matematika SMA Kelas XI – Limit Fungsi
  3. Modul Matematika SMA Kelas XI – Statistik
  4. Modul Matematika SMA Kelas XI – Suku Banyak
  5. Modul Matematika SMA Kelas XI – Trigonometri
  6. Modul Matematika SMA Kelas XI – Turunan Fungsi

MODUL MATEMATIKA SMA KELAS XII IPA & IPS

  1. Modul Matematika SMA Kelas XII – Barisan dan Deret
  2. Modul Matematika SMA Kelas XII – Program Linear
  3. Modul Matematika SMA Kelas XII – Transformasi
  4. Modul Matematika SMA Kelas XII – Vektor

Bahan Ajar Matematika SMA

Ini untuk Bapak dan Ibu Guru, sebagai administrasi pembelajaran. Ada RPP, Silabus, dan Presentasi ICT untuk Matematika SMA. Kali aja ada yang butuh, daripada capek membuat dan ngetik, mending edit saja. Ya toh?!

MODUL ICT (PRESENTASI POWER POINT) MATEMATIKA SMA

Modul ICT Matematika SMA Kelas X

  1. Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
  2. Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Grafik Fungsi Kuadrat
  3. Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Koordinat Kutub
  4. Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Persamaan Kuadrat

Modul ICT Matematika SMA Kelas XI IPA & IPS

  1. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Kombinasi
  2. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Komposisi Fungsi
  3. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Lingkaran
  4. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Peluang
  5. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Penyajian Data
  6. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Permutasi
  7. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Ruang Sampel
  8. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Suku Banyak dan Teorema Faktor
  9. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Trigonometri
  10. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Trigonometri (Sudut Rangkap)
  11. Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Ukuran Penyebaran Data

Modul ICT Matematika SMA Kelas XII IPA & IPS

  1. Modul ICT Matematika Kelas XII – Matriks
  2. Modul ICT Matematika Kelas XII – Sifat & Operasi Matriks
  3. Modul ICT Matematika Kelas XII – Transformasi (Refleksi)
  4. Modul ICT Matematika Kelas XII – Transformasi (Translasi-Dilatasi-Rotasi)
  5. Modul ICT Matematika Kelas XII – Turunan
  6. Modul ICT Matematika Kelas XII – Vektor

RPP & SILABUS MATEMATIKA SMA

Kelas X

  1. RPP Matematika SMA Kelas X – Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma
  2. RPP Matematika SMA Kelas X – Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
  3. RPP Matematika SMA Kelas X – Sistem Persamaan Linear
  4. RPP Matematika SMA Kelas X – Logika
  5. RPP Matematika SMA Kelas X – Trigonometri
  6. RPP Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
  7. Silabus Matematika SMA Kelas X – Semester 1
  8. Silabus Matematika SMA Kelas X – Semester 2

Kelas XI IPA

  1. RPP Matematika SMA Kelas XI IPA – Semester 1
  2. RPP Matematika SMA Kelas XI IPA – Semester 2
  3. Silabus Matematika SMA Kelas XI IPA

Kelas XI IPS

  1. RPP Matematika SMA Kelas XI IPS – Semester 1
  2. RPP Matematika SMA Kelas XI IPS – Semester 2
  3. Silabus Matematika SMA Kelas XI IPS

Kelas XII IPA

  1. RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Integral
  2. RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Sistem Persamaan Linear
  3. RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Matriks & Vektor
  4. Silabus Matematika SMA Kelas XII IPA

Kelas XII IPS

  1. RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Integral
  2. RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Program Linear
  3. RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Matriks & Vektor
  4. Silabus Matematika SMA Kelas XII IPS

Teori Belajar MatematikaYang ini? Monggo didownload saja. Berisi teori belajar matematika oleh para ahli. Apalagi yang masih dalam proses penyelesaian tugas akhir. Pasti butuh. Monggo juga dishare, dicopy paste, diubah sana-sini. Ada komentar?! Silakan …

TEORI BELAJAR MATEMATIKA

  1. Teori Belajar Bruner
  2. Teori Belajar Dienes
  3. Teori Belajar Gagne
  4. Teori Belajar Guilford
  5. Teori Belajar Piaget
  6. Teori Belajar Polya
  7. Teori Belajar Van Hielle
  8. Teori Belajar Vygotsky

LAIN-LAIN

  1. Analisis Diskriminan
  2. Analisis Regresi Peubah Respon Kualitatif
  3. Kesulitan Belajar Pecahan
  4. Masalah yang Umumnya Dihadapi Siswa pada Pokok Bahasan Program Linier
  5. Matriks Bujur Sangkar yang Inversnya adalah Matriks Diagonal
  6. Menentukan persamaan garis lurus yang salah satu titiknya diketahui
  7. Pemahaman Konsep Perbandingan Trigonometri dengan Alat Peraga
  8. Pembuktian Empiris Rumus Luas
  9. Penelitian Evaluasi
  10. Pentingnya Research & Development

Kata Cinta

Kata-Kata Cinta

Kata-Kata Cinta ini dipublish untuk memenuhi keinginan penulis dalam berbagi. Hmm … Sekalian memperingati dua bulan cinta kami bersatu. Kata-Kata Cinta dalam postingan ini, beberapa di antaranya adalah karya pribadi. Semoga bermanfaat. Eits, jangan lupa, cinta itu menjaga, bukan menyakiti. So, take care your love Bro & Zist! :-)

Kita hidup sendiri. Bermasalah sendiri. Berbahagia juga sendiri. Andai orang lain mengatakan : “Aku tau yang kau rasakan”, itu hanya ada di bibirnya. Ia tak akan merasakan secara tepat apa yang kita rasa, ia hanya mencoba memahami. Karenanya, perbaiki hidup. Hanya kita yang bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri. (Abied)

Ketampanan dan kecantikan hanyalah casing, diri kita yang sebenarnya diukur dari seberapa baik kita meletakkan orang lain di hati. Makin baik posisi banyak orang lain di hati kita, makin mempesona diri kita bagi mereka, meski wajah kita tak mendukung untuk berada di posisi itu. (Abied)

Aku seakan-akan tak membutuhkan apa-apa lagi. Segala yang ada di dunia ini telah ditampung di hatiku. (Abied) *halah*

Genggamlah tangan sahabatmu ketika ia masih bersamamu. Hiburlah kesedihan sahabatmu saat ia masih bisa mengaduh. Karena ketika ia telah tak ada, kita baru akan menyadari betapa berarti kehadirannya. (Nur Aty)

Jangan pernah berkorban untuk orang yang tak kau sayangi. (Imha)

Jika kita mencintai seseorang, kita akan senantiasa mendo’akannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Tuhan memberikan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita ? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah Cinta …

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia tersebut.

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Seandainya kamu ingin mencintai atau memiliki hati seorang gadis, ibaratkanlah seperti menyunting sekuntum mawar merah. Kadangkala kamu mencium harum mawar tersebut, tetapi kadangkala kamu terasa bisa duri mawar itu menusuk jari.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehingga kamu kehilangannya.

Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena perginya tanpa berkata lagi.

Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya. Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya setulus hati.

Mengajar yang Efektif

Upaya Mengajar yang Efektif

Semantik Kegiatan Mengajar

Mengajar terdiri atas bermacam-macam kegiatan yang ditujukan kepada keberhasilan dalam proses mengajar dan belajar. Agar tercapai hasil yang memuaskan kegiatan-kegiatan itu harus diidentifikasi dan selanjutnya ditata secara sistematis atau diperinci dalam beberapa langkah. Robert M. Gagne (1980) merinci kegiatan mengajar atau Sembilan langkah sebagai berikut:

  1. Mengarahkan perhatian
  2. Memberikan tujuan yang hendak dicapai
  3. Merangsang timbulnya ingatan kemampuan atau pengetahuan yang dipersyaratkan telah dipelajari
  4. Menyampaikan bahan pelajaran yang dijadikan rangsangan
  5. Memberikan petunjuk dan tuntutan dalam kegiatan belajar
  6. Memancing penampilan siswa
  7. Memberikan balikan
  8. Menilai penampilan atau hasil belajar
  9. Merangsang kemampuan mengingat ingat dan mentransfer belajar

Hakikat Mengajar yang Efektif

Apa yang dimaksud efektif? Peter F. Drucker menghubungkan apa yang dimaksud efektif dengan fungsi seorang pemimpin atau eksekutif. Seorang eksekutif diharapkan dapat mengatur menjadi efektif.

Indikator

@ Indikator Ryan

Memperkenalkan program studi observasi mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan mengajar efektif.

@ Indikator Flander

Mengenai keefektifan guru

@ Korelasi Rosenshine dan Furst

Rancangan studi ini biasanya untuk mengamati bermacam-macam aspek perilaku kelas selama tahun ajaran.

Prinsip-prinsip Mengajar yang Efektif

  1. Menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan
  2. Kesehatan dan kondisi jasmani
  3. Sifat kepribadian dan penguasaan diri
  4. Mengikuti sifat dan perkembangan manusia
  5. Pengetahuan dan kemampuan menggunakan prinsip-prinsip belajar
  6. Toleransi budaya agama dan suatu bangsa
  7. Peningkatan profesi dan budaya

Ciri-ciri Mengajar yang Baik

Ciri khas mengajar yang baik antara lain sebagai berikut:

  1. Kesepakatan membimbing belajar
  2. Rumah dan simpatik
  3. Berencana dengan baik
  4. Kerja sama
  5. Member saran dan anjuran
  6. Demokrasi
  7. Merangsang
  8. Meperhitungkan pengalaman masa lampau siswa
  9. Progresif

10. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan

11. Menyembuhkan (remedy)

12. Memberi kebebasan kepada anak-anak

Strategi Mengajar

Pengertian

Dalam proses mengajar belajar terdapat beberapa istilah yang menggambarkan upaya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk hasil mengajar dan belajar yang lebih baik yang terkait satu dengan yang lain.

Macam-macam strategi

  1. Berdasarkan bentuk pendekatan. Gerlach dan Ely (1941) memusatkan perhatian pada dua macam pendekatan, yaitu expository approach dan inquiry approach
  2. Berdasarkan pengelompokkan siswa. Ada materi pelajaran yang lebih sesuai kalau diberikan secara perkelompok
  3. Berdasarkan kecepatan masing-masing siswa. Kegiatan instruksional dilaksanakan dengan memberikan kebebasan kepada siswa memilih materi pelajaran dan media instruksional yang sesuai kebutuhan masing-masing
  4. Pengelompokkan berdasarkan kemajuan
  5. Pengelompokkan berdasarkan minat
  6. Pengelompokkan berdasarkan kecepatan belajar
  7. Berdasarkan ranah tujuan

Metode Mengajar

Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serbaguna, karena ia hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh hasil yang hendak dicapai. Ada beberapa metode mengajar yang lazim digunakan dalam proses mengajar.

  1. Metode ceramah
  2. Metode tanya jawab
  3. Metode diskusi pemberian tugas belajar (resitasi)
  4. Metode demonstrasi dan eksperimen
  5. Metode kerja kelompok
  6. Metode sosio derma
  7. Metode karya wisata
  8. Metode permainan simulasi
 

Catatan Bunda Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting